Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Atambua menambah dua mesin
pembangkit dengan daya satu megawatt untuk meningkatkan layanan listrik
kepada masyarakat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
"Mesin tersebut akan membantu sejumlah wilayah di daerah ini yang
kebutuhan akan daya listrik semakin meningkat untuk bisa menikmati
terang," kata Manager Pusat Listrik PLN Rayon Atambua Suparno di
Atambua, Jumat.
Wilayah kerja PLN (Persero) Rayon Atambua meliputi Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan.
Dia menjelaskan dua mesin pembangkit merek Komatsu dengan daya satu
megawatt atau 1.000 kilowatt itu, selain untuk memenuhi kebutuhan warga
di kawasan perbatasan RI-Timor Leste tersebut, juga untuk mengatasi
krisis dan gangguan pemadaman yang selama ini sering terjadi.
Krisis dan pemadaman, katanya, akibat penggunaan masyarakat saat beban
puncak serta kendala teknis mesin yang digunakan saat ini.
Ia mengatakan satu mesin tambahan itu akan ditempatkan di PLTD Rayon
Atambua, sedangkan satu lainnya di PLTD Umanen, di kawasan selatan Belu.
Saat ini, PLN Rayon Atambua menggunakan mesin pembangkit merek
Daihatsu dengan daya di bawah satu megawatt dan telah berusia
operasional 20 tahun. Pembangkit itu untuk melayani pelanggan di daerah
tersebut.
Ia mengatakan mesin tersebut hingga saat ini masih
sanggup untuk beroperasi, memenuhi kebutuhan listrik pelanggan
setempat. Pemanfaatkan listrik oleh pelanggan setempat dalam kondisi
beban puncak malam mencapai 5.450 kilowatt, sedangkan kapasitas daya
mesin tersebut 5.650 kilowatt.
Ia menyebut masih relatif sedikit cadangan daya listrik saat puncak beban malam hari.
Namun, katanya, wajar jika ketersediaan mesin pembangkit sudah
harus mencapai satu megawatt, untuk mengatasi kemungkinan penambahan
pemanfaatan daya pada malam hari oleh konsumen di daerah itu.
"Mudah-mudahan penambahan tenaga mesin baru dengan daya mencapai satu
mega tersebut, bisa memberikan kenyamanan dan layanan baik bagi
masyarakat selaku konsumen di batas negara ini, termasuk layanan
pemasangan pelanggan baru," kata Suparno.
Terkait
ketersedian solar untuk pemenuhan kebutuhan pembangkit, di saat krisis
bahan bakar minyak di Kabupaten Belu, Suparno mengaku masih aman, dengan
stok 350 ribu liter untuk dua minggu.
Kebutuhan solar untuk operasional mesin pembangkit setiap bulan mencapai 700 ribu liter.
"Untuk kebutuhan bahan bakar minyak, aman dengan stok yang tersedia. Tidak ada masalah," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala PLN Rayon Atambua Fachrudin
Muhamad mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan fasilitas listrik
kepada warga khususnya di Kabupaten Belu yang wilayahnya berbatasan
langsung dengan TImor Leste.
Hingga saat ini, sekitar 25
persen dari total warga Kabupaten Belu telah menikmati layanan listrik
berjaringan untuk kebutuhan rumah tangga.
"Semua upaya akan
terus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di daerah
batas negara yang adalah serambi negara ini," kata Fachrudin.(ant)
0 comments:
Post a Comment