Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tuesday, December 11, 2012

ASET PERBANKAN MALUKU TUMBUH 59,19 PERSEN

Total aset perbankan di Maluku tumbuh sebesar 59,19 persen sampai dengan Oktober 2012 yaitu dari Rp8,98 triliun menjadi Rp14,31 triliun..

"Pertumbuhannya cukup tinggi," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Poltak Sitanggangnya di Ambon, Selasa.

Menurut dia, kalau dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan secara nasional yang hanya 18,9 persen, pertumbuhan perbankan di Maluku masih jauh lebih tinggi.

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, kata Poltak, ada pertumbuhan sebesar 24,6 persen, yakni dari Rp6,6 trilun pada 2011 menjadi Rp8,22 triliun pada 2012.

"Kalau dibandingkan secara nasional tumbuh hanya 19,85 persen," katanya.

Dari sisi kredit, pertumbuhannya sebesar 24,04 persen, yakni dari Rp4,8 triliun tahun 2011 menjadi Rp5,99 triliun pada 2012 sampai dengan posisi Oktober atau hampir Rp6 triliun.

"Jadi tumbuh sebesar 24,04 persen, dan kalau dibandingkan secara nasional sebesar 23 persen hampir sama. Tapi jelas kita masih di atas," ujar Poltak Sitanggang.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Maluku sampai dengan Triwulan III mencapai 7,87 persen atau secara kumulatif pertumbuhan dari Januari - Nopember 2012 mencapai 9,06 persen, jauh di atas pertumbuhan nasional yang hanya 6,1 persen atau hampir 6,7 persen.

"Dengan pertumbuhan ekonomi Maluku seperti ini otomatis kemiskinan semakin berkurang, meskipun masih ada kekurangan terutama dari sisi pemerataan, sebab kalau kita melihat kue ekonomi yang tumbuh di Maluku sebesar 7 persen lebih itu memang masih mayoritas berada di Kota Ambon.

"Jadi inilah tantangan bagi kita bagaimana supaya kue ekonomi itu bisa menyebar ke seluruh kabupaten/kota di Maluku," ujarnya.

Sementara dari sisi kualitas tingkat kemacetan kredit itu non-performing loan (NPL) sebesar 3,15 persen, ini masih moderat karena di bawah lima persen tapi memang harus wanti-wanti.

"Memang secara nasional tingkat kemacetan sebesar 2,07 persen, kita masih diatas yakni 3,15 persen. Karena itu harus diantisipasi agar kredit macet tidak naik dan tetap berada di bawah lima persen," kata Poltak Sitanggang.

Kemudian dari sisi loan to deposit ratio (LDR) atau rasio dana pihak ketiga yang simpan di masyarakat berbanding dana yang kembali disalurkan kepada masyarakat sebesar 72,94 persen.

"Menurut kami masih belum optimal kalau bisa berkisar diantara 80 - 100 persen, artinya berapa dana masyarakat yang masuk sebenarnya harus sebesar itu juga yang disalurkan kepada masyarakat dan untuk Maluku baru 72,94 persen masih dibawah LDR secara nasional yakni 83,3 persen," jelas Poltak Sitanggang.

Jadi memang masih menjadi tantangan di Maluku bagaimana LDR bisa digenjot lagi untuk membiayai usaha mikro kecil dan menengah.

"Kami dorong terus pihak perbankan di daerah ini supaya tahun 2013 bisa mencapai 80 persen atau mencapai 100 persen, sehingga tidak ada dana dana yang mengendap di perbankan tetapi semua tersalurkan untuk membiayai perekonomian, khususnya untuk usaha mikro kecil dan menengah, ini yang terus kami giatkan," katanya.(ant)

0 comments:

Post a Comment